PAPUAN, Jayapura — Voni Blesia siswa asal Papua telah 
mengukir sejarah bagi generasi muda Papua, karena mampu meraih prestasi 
cun laude di Corban University USA, jurusan Health Science, 
![]()  | 
| Voni Blesia, saat menerima diplomanya dari professor Michael Patterson, B.S., M.A., PhD (ABD), salah satu professor di Corban University USA (Foto: Ist). | 
Voni Blesia boleh berbangga diri, karena gadis  berperas cantik ini 
merupakan siswi pertama asal Papua, yang mengikuti program beasiswa 
Papua luar negeri, angkatan pertama yang kuliah di Corban University 
USA,  sejak 2009 lalu. 
Ia berhasil lulus dalam angkatannya, bahkan bukan saja lulus dalam 
waktu singkat 3,5 tahun, namun dirinya mampu mencetak namanya dalam 
database di kampus Corban University USA, sebagai lulusan terbaik, 
karena mampu lulus dengan predicat Cum Laude, saat acara wisuda di 
Corban University USA, 4 Mei, lalu.
Voni Blesia sendiri merupakan anak ke empat dari 4 bersaudara 
pasangan Robert Blesia dan Helena Handa, Prestasi Voni sendiri 
sebenarnya sudah terlihat sejak SMP Negeri 1 Mimika Timur dan SMA N 1 
Timika, pasalnya dirinya selalu meraih rengking di kelasnya.
“Saya mulai dilirik oleh BPSDM Papua untuk ikut program 1000 Phd, sejak Sejak SMA kelas 3,Semester 2,”ungkapnya, kepada suarapapua.com melalui facebooknya.
Voni menceritakan Pengalaman menariknya yaitu bagaimana dirinya 
belajar budaya baru yang benar-benar berbeda dengan budaya di Papua, 
misalnya dari makanan, udara di Amerika, serta cara berpakaian, dan 
lainya.
“Tapi dari perbedaan itu ada keunikan tersendiri yang bisa dibagikan 
besama. Teman-teman di sini sangat baik dan juga para professor yang 
mengajar. Mereka sangat peduli dengan kita dan ingin memberi yang 
terbaik. Mereka tidak hanya mengajar tetapi juga menunjukkan kasih Tuhan
 dalam setiap pembelajaraannya. Sangat luar biasa,” bilangnya.
Voni juga menceritakan awal dirinya mengingjak kaki di kampus  Corban
 University USA, 2009 lalu, perasaanya senang bercampur aduk dengan rasa
 takut dan juga rindu keluarga, pasalnya baru pertama dalam hidupnya 
harus memulai hidup yang baru dengan suasana yang bedah, karena harus 
beradaptasi dengan teman-temannya dari negara lain.
“Rasanya senang bisa berkenalan dengan teman-teman yang budayanya 
berbeda dengan Indonesia, namun ada juga waktu saya sempat sedih, karena
 harus jauh dengan orang Tua, bayangkan dari Amerika dan Timika, 
beruntung biasanya bisa komunikasi dengan mama dan bapak lewat 
handphone, itu saja hiburan saya,” katanya, sembari menjelaskan selama 
di kuliah di Amerika, dirinya tinggal di Asrama kampus.
Meski harus beradaptasi dengan persaingan di kampus dengan 
teman-teman dari negara lain, namun Voni mengaku selalu mengandalkan 
Tuhan dalam kuliahnya, dan dirinya bersyukur untuk Tuhan Yesus dan juga 
keluarganya, yang selalu mendukung dirinya dan doa, sehingga dirinya pun
 mampu beradaptasi dengan cepat, dan mampu menyelesaikan kuliahnya 
dengan baik dan tepat waktu.
Saat disinggung soal rencananya ke depan? Voni menjelaskan bahwa 
dirinya memiliki impian untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih 
tinggi lagi.
“Saya ingin lanjutkan lagi ke jenjang yang lebih tinggi, semoga Tuhan
 Yesus menjawab doa-doa yang diminta,”tuturnya. Karena itu, Voni yang 
kini masih bermukim di Amerika  dalam rangka melanjutkan kuliahnya ke 
jenjang yang lebih tinggi, mengatakan, harapannya agar Gubernur Papua 
dan wakil Gubernur Papua, untuk bisa melanjutkan program 1000 doktor 
ini, sehingga mempercepat sumber daya manusia anak Papua.
“Harapan saya semoga Bapak Gubernur memiliki hasrat untuk melanjutkan
 program ini , karena kita semua percaya bahwa banyak anak Papua yang 
juga mampu bersaing dengan anak-anak yang lain. Program ini sangat 
membantu dalam mewujudkan harapan saya dan anak-anak Papua yang lain,” 
ungkapnya.
Voni mengatakan, ke depan setelah usai meraih impianya, dirinya 
memiliki keinginan untuk membagikan ilmunya kepada teman-temannya yang 
lain yang belum sempat mendapatkan kesempatan seperti dirinya dan 
teman-temannya yang lain jalani saat ini.
“Puji Tuhan dengan ilmu yang saya dapat, saya ingin membagikan itu 
untuk teman-teman lain terutama anak2 Papua yang tidak bisa atau BELUM 
SEMPAT mendapatkan kesempatan seperti apa yang saya dan teman-teman yang
 lain,”bilangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Voni juga berpesan kepada generasi muda 
Papua, bahkan boleh dibilang sebagai motor dalam hidupnya, agar jangan 
merasa rendah dengan bangsa lain, sebab Tuhan menciptkana manusia itu 
sama di Matanya.
“Tuhan tidak menciptakan mereka lebih dari kita, karena kita semua 
sama dimata-NYA. Yang harus kita tingkatkan adalah PRAYER+HARD WORK 
because they can beat talentsa rtinya DOA dan KERJA KERAS, karena mereka
 mampu mengalahkan talenta. Bagi mereka yang memiliki talenta namun 
tidak mengasahnya dengan berdoa dan kerja keras, talenta itu tidak akan 
berkembang dan tidak dapat digunakan,” pesannya.
Dalam kesempatan tersebut, Voni menyampaikan penghargaan dan terima 
kasihnya kepada pemerintah Provinsi Papua melalui BPSDM (badan pengelola
 sumber daya manusia) yang telah memberikan kesempatan kepada sejumlah 
anak-anak Papua, sehingga bisa mengecep pendidikan di sejumlah 
Universitas ternama di luar Negeri, contohnya seperti dirinya saat ini.
“Special thanks to Jesus Christ who allows this program to be given 
in order to help numbers of Papuan children. Saya berterima kasih untuk 
pemerintah Papua melalui BPSDM yang telah memberikan kesempatan kepada 
sejumlah anak-anak Papua termasuk saya untuk dapat melanjutkan sekolah 
ke beberapa negara yang telah dipilih. Saya juga berterima kasih kepada 
Bapak kepala SDM Papua, Dr. Zakharias Giay yang telah mendukung kita 
selama ini,”terangnya
(facebook) 



0 komentar for "Bincang-Bincang Dengan Voni Blesia, Siswi Papua Peraih Cumlaude di Corbon University, USA"